Anak..adalah
harta yang tidak ternilai harganya,
Anak..permata
hati tatkala dunia terasa bak sampah,
Anak..penyembuh
luka-lara sewaktu dunia ini terasa hampa,
Anak..penyejuk
hati dan tingkah laku memperbaiki segala kesalahan.
Ananda..
ummi
dan abi sangat sayang kepadamu,
Jangan
kecewakan kami tatkala kamu dewasa,
Ananda..
kakek
dan nenek sangat perhatian dan mencintaimu,
Tiada
keuntungan yang mereka harapakan darimu,
Kecuali
doa dan shalawat untuknya nanti.
Anakku..
Jadilah
hamba yang tulus dan ikhlas dalam beraktifitas,
Ringankan
langkahku untuk kebaikan tanpa upah atau pamrih,
Berlombalah
dalam kebajikan meskipun itu sebesar Dzarrah.
Anakku..
Sekaya
apapun dirimu kami akan selalu menangis sedih dan sengsara,
Jika
kekayaanmu tidak di iringin dengan iman dan akhlak yang baik.
Semiskin
apapun dirimu kebahagiaan hati kami akan selalu ada,
apabila
dunia dan akhirat telah engkau kuasai dengan ilmu agama yang engkau miliki.
Anakku..
Senangilah
dunia ini dengan prinsip meraih kemenangan akhirat,
Jangan
lalai dan tamak dengan arena balap sehingga membuatmu terlambat mencapai
finish,
Jangan
hiraukan teriakan kiri dan kanan,
Fokus
pada garis final yakni akhirat yang menjadi pusat kemenangan.
Anakku..
Puisi
ini ditulis sebagai bukti bahwa abi dan ummi mu masih hidup,
Meskipun
disaat kau membacanya kami telah tiada di sisimu.
Anakku..
Jadikan
ibrah hidup dari tulisan ini sebagai bukti bahwa jari suatu hari akan kaku,
Pikiran
kita tidak akan bisa ditumpahkan lagi didunia maya ini,
Laptop
indah tidak akan bisa tersentuh lagi,
Hanyalah
kaku dan bisu dialam kubur.
Anakku..
Sehebat
apapun dirimu tidak akan bisa membeli nyawa ayah dan ummi,
Jangan
sombong dengan harta,jabatan dan wanita yang bersifat sementara.
Anakku..
Kami
menunggu doa dan shalawatmu setiap hari,
Karna
itulah sumber fasilitas yang akan kami dapatkan dalam kubur,
Tanpa
doamu dan amal yang telah kami lakukan diwaktu hidup,
Maka
kubur kami hanyalah kota tanpa lampu.
No comments:
Post a Comment