Tuesday, April 28, 2015

Puisi Fitnah Kolega

Badan ku kaku lemas tak berdaya, 
bergerak pun tidak jauh dari rumah mencari keramaian dunia,
terletak disudut dengan segelas kopi berusaha menulis puisi meskipun lemas tak kunjung hilang,
sepertinya raga ku ini sudah tidak kuat dengan beban kerja yang berat,
berlalu lalang lhokseumawe - matang sudah tidak mungkin lagi seperti lima tahun yang silam,
tubuh ku ini sudah kurang kuat berhadapan dengan angin jalanan,
terkadang tanggungjawab moral memotivasi ku untuk terus menerjang.

Ke tidak hadiran ku mungkin menjadi fitnah dan penyakit bagi rekan kolega,
paling kecil mulut mereka akan menghamburkan kata-kata dosa,
semoga Allah mengampuni ke khilafan mulut yang berbahaya,
tiada manusia tanpa dosa tapi menjaga agar itu tak terulang lagi dari masa ke masa.

Meminta arahan dan bimbingan ayahanda sebagai raja adalah kunci utama,
meskipun berat dan tidak mungkin bagi lembaga adalah hak ayahanda memutuskan,
gelar yang ku dapat sudah memadai tapi jangan sampai ada tambahan gelar kacang lupa kulitnya,
kebijakan ayahanda merupakan kunci dunia kerja,
namun pasti akan menjadi problematikan baru bagi yang lainnya,
hanya Allah pemilik kerajaan seutuhnya sedangkan manusia memilikinya sementara saja.

Lembaga ini banyak memberiku ilmu yang tidak ku dapatkan secara termaktub,
garam demi garam ku cicipi perlahan-lahan,
pengalaman darinya tidak akan pernah ku temukan dalam dunia lain,
di lembaga inilah aku menjadi insan yang berwibawa dan bermartabat.

Berpisah dengannya sangat berat dan sulit untuk ku putuskan,
karna jasanya sudah mendarah daging dalam tubuhku,
hidupku yang sederhana seperti sekarang tertanam jasanya,
tapi tanggungjawab dan fitnah kolega adalah hukum dunia yang harus di hindari.



No comments: